Kamis, 03 Desember 2015

Makalah Akhlak



MAKALAH AL ISLAM
AKHLAK

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Ujian
Akhir Semester Mata Kuliah Al Islam

Disusun Oleh :
Nama : Muhamad Toha
NIM : 20131221261
Semester : 1 (Satu) P2K

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2014

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam Islam ada beberapa unsur pokok yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang muslim yang sempurna menurut Allah SWT, yaitu : aspek aqidah dan aspek ibadah atau pendekatan diri kepada Allah merupakan manifestasi dari unsur/aspek tersebut dan memperkuat dan menumbuhkannya. Di samping itu, ada unsur/aspek yang sangat penting, yaitu unsur muamalah, hubungan antar manusia dengan manusia yang lain dan hubungan antara manusia dan linkungan untuk memperoleh kenikmatan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Untuk memperkuat unsur-unsur tersebut, yaitu aqidah, ibadah dan muamalah, maka sangatlah perlu dipenuhi dan disempurnakan dengan unsur lainnya yaitu unsur akhlak. Sejarah risalah Ilahiyah telah membuktikan bahwa kebahagiaan itu tidak dapat diraih, kecuali dengan memenuhi unsur-unsur tersebut, dan unsur-unsur tersebut tidak dapat dicapai, kecuali dengan akhlak mulia.
Akhlak yang kita maksudkan, bukanlah sekedar untuk mengetahui bahwa iman adalah baik, dusta adalah buruk, ikhlas adalah bernilai tinggi, menipu adalah jahat dan bukan sekedar membahas pengertian dan pengaruhnya saja, melainkan akhlak harus dihayati dan dilaksanakan. Mahmud Syaltut mengatakan : “Aqidah tanpa akhlak adalah bagaikan pohon tak berbuah dan tak terbayangkan, dan akhlak tanpa aqidah adalah bagaikan bayangan benda yang jauh di mata yang selalu bergoyang.” (Mahmud Syaltut, Al Islam Aqidah wa Syar’iah, Darul Qalam, 1966, hlm 472).
Oleh karena itu Islam sangat memperhatikan terhadap akhlak dan Rosulullah bersabda :


“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh.” (HR Bukhori dalam Shahih Kitab Adab, Baihaqi dalam Kitab Syu’bil Iman dan Hakim)

1.2   Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk :
1.       Mengetahui pengertian akhlak.
2.       Mengetahui perbedaan antara akhlak dan etika.
3.       Mengetahui pembagian akhlak.
4.       Mengetahui akhlak terhadap Allah SWT.
5.       Mengetahui akhlak terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
6.       Mengetahui akhlak terhadap lingkungan hidup.

1.3   Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yang bisa kita ambil adalah agar pembaca dapat mengetahui arti akhlak sehingga mampu membedakan antara akhlak yang baik dengan akhlak yang buruk. Agar dalam kehidupan di keluarga, masyarakat maupun di lingkungan dapat memerankan diri sebagai seorang yang tentunya memiliki akhlak yang terpuji.



BAB II
PERUMUSAN MASALAH


Adapun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah antara lain, sebagai berikut :
1.       Apa pengertian akhlak?
2.       Apa perbedaan antara akhlak dan etika?
3.       Apa saja pembagian akhlak?
4.       Bagaimana akhlak terhadap Allah SWT?
5.       Bagaimana akhlak terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat?
6.       Bagaimana akhlak terhadap linkungan hidup?



BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Pengertian Akhlak
Dalam buku ‘Pendidikan Karakter Perspektif Islam’ oleh Abdul Majid dan Dian Andayani. Akhlak berasal dari bahasa Arab Jama’ dari Khuluqun yang menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah lku atau tabiat. (ya’kub, 1983 : 1). Rumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dan makhluq serta antara makhluq dan makhluq.
Perkataan ini bersumber dari kalimat yang tercantum dalam Al Qur’an Surah Al Qolam 68 ayat 4.

‘Sesungguhnya Engkau (ya Muhammad) mempunyai budi pekerti yang luhur’.

Atas dasar itu, akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. (Ahmad Amin dalam bukunya Akhlak).
Mubarok (2001 : 14) mengemukakan bahwa akhlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan, dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa memikirkan untung dan rugi. Orang yang berakhlak baik akan melakukan kebaikan sacara spontan tanpa pamprih apa pun. Demikian juga orang yang berakhlak buruk, melakukan keburukan secara spontan tanpa memikirkan akibat bagi dirinya maupun yang dijahati.
Sedangkan Sa’adudin, 2006 : 15, mengemukakan bahwa akhlak mengandung beberapa arti, di antaranya :
1.       Tabiat yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa dikehendaki dan tanpa diupayakan.
2.       Adat yaitu sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui latihan, yakni berdasarka keinginan.
3.       Watak yaitu cakupan meliputi hal-hal yang menjadi tabiat dan hal-hal yang diupayakan hingga menjadi adat.
Dalam buku ‘Risalah Islamiyah Bidang Akhlak’ oleh PP Muhammadiyah Majelis Tarjih. Menurut Al Jurjani mendefinisikan akhlak ialah sifat yang melekat pada jiwa yang mendorong lahirnya perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa memikirkan fikiran. Jika ia mendorong perbuatan yang baik menurut akal dan syara’ maka ia dinamakan akhlak yang baik. Jika ia melahirkan perbuatan buruk, maka ia dinamakan akhlak buruk. (Al Jurjani, At Ta’rifat, Mesir 1321 H hal 70)
H. Azhar Basyir M. A. merumuskan lebih sederhana, khuluq adalah peri keadaan jiwa dapat mendorong lahirnya perbuatan-perbuatan atau secara spontan, peri keadaan yang dapt mendorong lahirnya perbuatan-perbuatan baik secara spontan disebut khuluq yang baik, dan yang mendorong lahirnya perbuatan-perbuatan yang buruk disebut khuluq yang buruk. (H. Ahmad Azhar Basyir M. A., Faham Akhlaq dalam Islam (Yogyakarta UII, 1987) hal 3) 

3.2  Perbedaan antara Akhlak dan Etika
Disamping akhlak dikenal pula istilah moral dan etika. Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu system tata nilai suatu masyarakat tertentu, etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standart baik dan buruk itu adalah akal manusia. Jika dibandingkan dengan moral, maka etika lebih bersifat teoritis sedangkan moral bersifat praktis. (Prof. Dr. Azyumardi Azra dkk, Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta, 2002) hal 203).
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui ole akal fikiran. Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. (Abdul Majid, SAg. M.Pd & Dian Andayani S.Pd, M.Pd, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Rosda Karya, Bandung) hal 15).
Perbedaan antara akhlak dengan etika dapat dilihat dari dasar penentuan atau standart ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standart baik dan buruk akhlak berdasarkan Al Quran dan Sunnah Rosul, sedangkan etikaberdasarkan adat istiadat atau kesepekatan yang dibuat oleh suatu masyarakat, jikamasyarakat menganggap suatu perbuatan itu baik maka baik pula lah perbuatan itu. Dengan demikian standart nilai etika bersifat local dan temporal, sedangkan standart akhlak bersifat universal dan abadi.

3.3    Pembagian Akhlak
Secara garis besar akhlak dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula.
Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain : cinta kepada Allah SWT, cinta kepada Rosul, taat beribadah, senantiasa mengharap ridho Allah SWT, tawadhu’, taat dan patuh kepada Rosulullah, bersyukur atas segala nikmat Allah, bersabar atas segala musibah dan cobaan, ikhlas karena Allah, jujur, menepati janji, qona’ah, khusu’ dalam beribadah kepada Allah, mampu mengendalikan diri, silaturrahim, menghargai orang lain, menghormati orang lain, sopan dan santun dalam masyarakat, suka bermusyawarah, suka menolong kaum lemah, rajin belajar dan bekerja, hidup bersih, menyayangi sesame makhluk hidup Allah dan menjaga kelestarian alam.
b.      Akhlak Madzmumah
Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia`
Sifat yang termasuk aklak madzmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak mahmudah antara lain : kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, takbbur, riya’, dengki, bohong, menghasut, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qati’urrahim, ujub, mengadu domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan dan merusak alam.
 Dengan demikianlan antara lain macam-macam akhlak mahmudah dan madzmumah. Akhlak mahmudah memerikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sedangkan akhlak madzmumah merugikan diri sendiri dan orang lain. Akhlak mahmudah merupakan akhlak yang terpuji dan Nabi Muhammad adalah orang yang tepat sebagai panutan kita mengenai kepribadiaanya yang tidak diragukan lagi. Semua akhlak beliau merupakan akhlak mahmudah dan beliau tidak satu pun memiliki akhlak madzmumah.

3.4    Akhlak Terhadap Allah SWT
a.       Beribadah kepada Allah SWT, yaitu melaksanakan  perintah  Allah  untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah Allah.
b.      Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diiucapkan dengan mulut maupun dengan hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

“Ingatlah, dengan zikir kepada Allah akan menentramkan hati.” (Ar Ra’d :13:28)
c.       Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Dan merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan doa dalam Islam sangat luar biasa, Karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong.
d.      Tawakal kepada Allah, yaitu berserah dirinsepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan. Tawakal bukanlah menyerah kepada keadaan, sebaliknya tawakal mendorong orang untuk bekerja keras, karena Allah tidak menyiakan kerja manusia. Setelah bekerja keras apapun hasilnya akan diterimanya sebagai suatu yang terbaik bagi dirinya, tidak kecewa atau putus asa.
e.      Tawaduk kepada Allah adalah rendah hati dihadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah yang maha kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

3.5    Akhlak Terhadap Diri Sendiri, Keluarga dan Masyarakat
a.       Akhlak terhadap diri sendiri
1.       Mencari ilmu pengetahuan
Yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan bukanlah hanya ilmu pengetahuan agama saja, melainkan ilmu sosial, ekonomi, iptek dan lainnya yang dapatkan meningkatkan kualitas manusia.
2.       Menjaga kebersihan jiwa/hati
Jiwa/ hati adalah sentral iman, taqwa dan sifat baik lainnya. Jika jiwa/hati bersih maka akan terpancar iman, taqwa dan sifat baik lainnya, tetapi jika jiwa/hati kotor maka akan muncul sifat buruk seperti tidak jujur, sombong, fasik dsb.
3.       Menjaga kehormatan
Nilai dan wibawa seseorang tidaklah ditentukan oleh kekayaaan atau pangkat, melainkan ditentukan oleh kehormatannya. Oleh karenanya kehormatan harus dijaga degan cara menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela.
4.       Jujur dan dapat dipercaya
Jujur ialah orang-orang yang mengatakan yang sebenarnya.
5.       Tawadu’/bersifat sopan santun
Sopan santun (tawadu’) ialah sikap dan tingkah laku yang menunjukkan kepada rendah hati atau tidak sombong.
6.       Bertanggung jawab
Karena semua yang kita lakukan akan dimintai pertanggung jawaban.
7.       Sabar dan tangguh
Sabar ialah tidak mengadu atau mengeluh kepada selain Allah SWT tentang penderitaan yang menimpanya.
Akhlak terhadap diri sendiri yang lain diantaranya : hidup sederhana, dapat menjadi teladan, berjiwa ikhlas, kerja kera, berdisiplin, menjauhkan diri dari dusta, tidak pemboros, tidak sombong dan menjauhkan diri dari sikap tamak.
b.      Akhlak terhadap keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam keluarga diungkapkan dalam bentuk perhatian baik melalui kata-kata, isyarat-isyarat, maupun perilaku. Apabila kasih saying telah mendasari komunikasi orang tua dan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua.
Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin, keakraban dan keterbukaan diantara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan antara mereka. Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap (hause) tapi betul-betul menjadi tempat tinggal (home) yang damai dan menyenangkan, menjadi syurga bagi para penghuninya.
Sifat-sifat akhlak terhadap keluarga diantaranya berbuat baik terhadap bapak ibu dan kerabat dekat, menghormati hak hidup anak-anak dan memberikan pendidikan akhlak, membiasakan bermusyawarah, menyantuni saudara, berbuat adil dan memelihara persamaan hak dan kewajiban.
c.       Akhlak terhadap masyarakat
1.       Dalam bidang sosial
Akhlak terhadap masyarakat dalam bidang sosial meliputi, bertetangga dengan baik atau menjaga hak-hak tetangga, tidak berkhianat dan berbuat zalim, tidak meremehkan dan tidak berburuk sangka kepada orang lain, amar ma’ruf nahi mungkar, mengurus dan mengembangkan harta anak yatim.
2.       Dalam bidang ekonomi
Meliputi tidak melakukan riba, tidak boleh mengambil atau makan yag bukan miliknya sendiri, dan tidak boleh mengurangi timbangan atau takaran.
3.       Dalam bidang politik
Akhlak dalam bidang politik meliputi memelihara hubugan antara pemimpin dan rakyat, kewajiban pemimpin/pemerintah kepada rakyat (bersikap lemah lembut, melindung harta rakyat, mengadakan pemerataan kesejahteraan, tidak bertindak otoriter, kewajiban rakyat kepada pimpinan (taat dan patuh kepada undang-undang, bersatu, musyawarah, membela negara) serta memelihara hubungan dengan luar negeri (mementingkan keselamatan umum, memelihara persaudaraan antar bangsa, kerjasama antar bangsa).

3.6  Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup
Dimaksudkan dengan alam lingkngan adalah alam sekitarnya termasuk orang-orangnya dalam hidup pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan kebudayaannya. (Ensiklopedi Umum, Ed 1973 art lingkungan, oleh Pringgodogdo dkk). Maka lingkungan mencakup juga binatang, pohon-pohonan udara, air, hutan, laut, sungai dan sebagainya.
Misi Agama islam adalah mengembangkan rahmad bukan hanya kepada manusia tetapi juga kepada alam dan lingkungan hidup.


“Tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmad bagi seluruh alam. “ (Al Anbiya’ : 21, 107)
Misi tersebut tidak terlepas dari tujuan diangkatnya manusia sebagai khalifh di muka bumi, yaitu sebagai wakil Allah yang bertugas memakmurkan, mengelola dan melestarikan alam.






KESIMPULAN

Akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari.
Sebagai uswah dalam mempraktekkan nilai-nilai akhlak yang ada adalah Nabi Muhammad SAW karena yang tercermin dari sikap beliau adalah akhlak yang terpuji.


Daftar Pustaka
                                                        
Azra, Azyumardi dkk, (2002). Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : Departemen Agama RI

Majid, Abdul dan Andayani, Dian. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Tarjih, (1990). Risalah Islamiyah Bidang Akhlak Seri 4. Yogyakarta : PP Muhammadiyah Majelis Tarjih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar