MAKALAH
AL ISLAM
AKHLAK
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Ujian
Akhir Semester Mata Kuliah Al Islam
Disusun Oleh :
Nama : Muhamad Toha
NIM : 20131221261
Semester : 1 (Satu) P2K
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa
dalam Islam ada beberapa unsur pokok yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang
muslim yang sempurna menurut Allah SWT, yaitu : aspek aqidah dan aspek ibadah atau
pendekatan diri kepada Allah merupakan manifestasi dari unsur/aspek tersebut
dan memperkuat dan menumbuhkannya. Di samping itu, ada unsur/aspek yang sangat
penting, yaitu unsur muamalah, hubungan antar manusia dengan manusia yang lain
dan hubungan antara manusia dan linkungan untuk memperoleh kenikmatan yang
diridhoi oleh Allah SWT.
Untuk memperkuat unsur-unsur
tersebut, yaitu aqidah, ibadah dan muamalah, maka sangatlah perlu dipenuhi dan
disempurnakan dengan unsur lainnya yaitu unsur akhlak. Sejarah risalah Ilahiyah
telah membuktikan bahwa kebahagiaan itu tidak dapat diraih, kecuali dengan
memenuhi unsur-unsur tersebut, dan unsur-unsur tersebut tidak dapat dicapai,
kecuali dengan akhlak mulia.
Akhlak yang kita maksudkan,
bukanlah sekedar untuk mengetahui bahwa iman adalah baik, dusta adalah buruk,
ikhlas adalah bernilai tinggi, menipu adalah jahat dan bukan sekedar membahas
pengertian dan pengaruhnya saja, melainkan akhlak harus dihayati dan
dilaksanakan. Mahmud Syaltut mengatakan : “Aqidah tanpa akhlak adalah bagaikan
pohon tak berbuah dan tak terbayangkan, dan akhlak tanpa aqidah adalah bagaikan
bayangan benda yang jauh di mata yang selalu bergoyang.” (Mahmud Syaltut, Al
Islam Aqidah wa Syar’iah, Darul Qalam, 1966, hlm 472).
Oleh karena itu Islam sangat
memperhatikan terhadap akhlak dan Rosulullah bersabda :
“Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang sholeh.” (HR Bukhori dalam Shahih Kitab Adab,
Baihaqi dalam Kitab Syu’bil Iman dan Hakim)
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk :
1.
Mengetahui pengertian akhlak.
2.
Mengetahui perbedaan antara akhlak dan etika.
3.
Mengetahui pembagian akhlak.
4.
Mengetahui akhlak terhadap Allah SWT.
5.
Mengetahui akhlak terhadap diri sendiri,
keluarga dan masyarakat.
6.
Mengetahui akhlak terhadap lingkungan hidup.
1.3
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yang
bisa kita ambil adalah agar pembaca dapat mengetahui arti akhlak sehingga mampu
membedakan antara akhlak yang baik dengan akhlak yang buruk. Agar dalam
kehidupan di keluarga, masyarakat maupun di lingkungan dapat memerankan diri
sebagai seorang yang tentunya memiliki akhlak yang terpuji.
BAB II
PERUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah antara lain, sebagai berikut :
1. Apa
pengertian akhlak?
2. Apa
perbedaan antara akhlak dan etika?
3. Apa
saja pembagian akhlak?
4. Bagaimana
akhlak terhadap Allah SWT?
5. Bagaimana
akhlak terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat?
6. Bagaimana
akhlak terhadap linkungan hidup?
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Akhlak
Dalam buku ‘Pendidikan Karakter
Perspektif Islam’ oleh Abdul Majid dan Dian Andayani. Akhlak berasal dari
bahasa Arab Jama’ dari Khuluqun yang menurut logat diartikan budi pekerti,
perangai, tingkah lku atau tabiat. (ya’kub, 1983 : 1). Rumusan pengertian
akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara
khaliq dan makhluq serta antara makhluq dan makhluq.
Perkataan ini bersumber dari
kalimat yang tercantum dalam Al Qur’an Surah Al Qolam 68 ayat 4.
‘Sesungguhnya Engkau (ya Muhammad)
mempunyai budi pekerti yang luhur’.
Atas dasar itu, akhlak adalah suatu
ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang harus diperbuat. (Ahmad Amin dalam bukunya Akhlak).
Mubarok (2001 : 14) mengemukakan
bahwa akhlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya
perbuatan, dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa memikirkan untung dan
rugi. Orang yang berakhlak baik akan melakukan kebaikan sacara spontan tanpa
pamprih apa pun. Demikian juga orang yang berakhlak buruk, melakukan keburukan
secara spontan tanpa memikirkan akibat bagi dirinya maupun yang dijahati.
Sedangkan Sa’adudin, 2006 : 15,
mengemukakan bahwa akhlak mengandung beberapa arti, di antaranya :
1. Tabiat
yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa dikehendaki dan tanpa
diupayakan.
2. Adat
yaitu sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui latihan, yakni
berdasarka keinginan.
3. Watak
yaitu cakupan meliputi hal-hal yang menjadi tabiat dan hal-hal yang diupayakan
hingga menjadi adat.
Dalam buku ‘Risalah Islamiyah
Bidang Akhlak’ oleh PP Muhammadiyah Majelis Tarjih. Menurut Al Jurjani
mendefinisikan akhlak ialah sifat yang melekat pada jiwa yang mendorong
lahirnya perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa memikirkan fikiran. Jika ia
mendorong perbuatan yang baik menurut akal dan syara’ maka ia dinamakan akhlak
yang baik. Jika ia melahirkan perbuatan buruk, maka ia dinamakan akhlak buruk.
(Al Jurjani, At Ta’rifat, Mesir 1321 H hal 70)
H. Azhar Basyir M. A. merumuskan
lebih sederhana, khuluq adalah peri keadaan jiwa dapat mendorong lahirnya
perbuatan-perbuatan atau secara spontan, peri keadaan yang dapt mendorong
lahirnya perbuatan-perbuatan baik secara spontan disebut khuluq yang baik, dan
yang mendorong lahirnya perbuatan-perbuatan yang buruk disebut khuluq yang
buruk. (H. Ahmad Azhar Basyir M. A., Faham Akhlaq dalam Islam (Yogyakarta UII,
1987) hal 3)
3.2 Perbedaan antara Akhlak dan Etika
Disamping akhlak dikenal pula
istilah moral dan etika. Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu
system tata nilai suatu masyarakat tertentu, etika lebih banyak dikaitkan
dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standart baik dan buruk itu
adalah akal manusia. Jika dibandingkan dengan moral, maka etika lebih bersifat
teoritis sedangkan moral bersifat praktis. (Prof. Dr. Azyumardi Azra dkk, Buku
Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta, 2002) hal
203).
Menurut Abdul Majid dan Dian
Andayani, etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk
dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui ole
akal fikiran. Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang
sama bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku
yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia.
(Abdul Majid, SAg. M.Pd & Dian Andayani S.Pd, M.Pd, Pendidikan Karakter
Perspektif Islam, (Rosda Karya, Bandung) hal 15).
Perbedaan antara akhlak dengan
etika dapat dilihat dari dasar penentuan atau standart ukuran baik dan buruk
yang digunakannya. Standart baik dan buruk akhlak berdasarkan Al Quran dan
Sunnah Rosul, sedangkan etikaberdasarkan adat istiadat atau kesepekatan yang
dibuat oleh suatu masyarakat, jikamasyarakat menganggap suatu perbuatan itu
baik maka baik pula lah perbuatan itu. Dengan demikian standart nilai etika
bersifat local dan temporal, sedangkan standart akhlak bersifat universal dan
abadi.
3.3
Pembagian Akhlak
Secara garis besar akhlak dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Akhlak
Mahmudah
Akhlak
mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang.
Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang
terpuji pula.
Sifat
terpuji yang dimaksud adalah, antara lain : cinta kepada Allah SWT, cinta
kepada Rosul, taat beribadah, senantiasa mengharap ridho Allah SWT, tawadhu’,
taat dan patuh kepada Rosulullah, bersyukur atas segala nikmat Allah, bersabar
atas segala musibah dan cobaan, ikhlas karena Allah, jujur, menepati janji,
qona’ah, khusu’ dalam beribadah kepada Allah, mampu mengendalikan diri,
silaturrahim, menghargai orang lain, menghormati orang lain, sopan dan santun
dalam masyarakat, suka bermusyawarah, suka menolong kaum lemah, rajin belajar
dan bekerja, hidup bersih, menyayangi sesame makhluk hidup Allah dan menjaga
kelestarian alam.
b. Akhlak
Madzmumah
Akhlak
madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak
iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia`
Sifat
yang termasuk aklak madzmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan
akhlak mahmudah antara lain : kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, takbbur,
riya’, dengki, bohong, menghasut, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak,
fitnah, qati’urrahim, ujub, mengadu domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari
lingkungan dan merusak alam.
Dengan demikianlan antara lain macam-macam
akhlak mahmudah dan madzmumah. Akhlak mahmudah memerikan manfaat bagi diri
sendiri dan orang lain, sedangkan akhlak madzmumah merugikan diri sendiri dan
orang lain. Akhlak mahmudah merupakan akhlak yang terpuji dan Nabi Muhammad
adalah orang yang tepat sebagai panutan kita mengenai kepribadiaanya yang tidak
diragukan lagi. Semua akhlak beliau merupakan akhlak mahmudah dan beliau tidak
satu pun memiliki akhlak madzmumah.
3.4
Akhlak Terhadap Allah SWT
a. Beribadah
kepada Allah SWT, yaitu melaksanakan
perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan
perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukan dan kepatuhan
terhadap perintah Allah.
b. Berzikir
kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik
diiucapkan dengan mulut maupun dengan hati. Berzikir kepada Allah melahirkan
ketenangan dan ketentraman hati.
“Ingatlah,
dengan zikir kepada Allah akan menentramkan hati.” (Ar Ra’d :13:28)
c. Berdoa
kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Dan merupakan inti ibadah,
karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia,
sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan
doa dalam Islam sangat luar biasa, Karena ia mampu menembus kekuatan akal
manusia. Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang yang tidak menerima
keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang
sombong.
d. Tawakal
kepada Allah, yaitu berserah dirinsepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil
pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan. Tawakal bukanlah menyerah
kepada keadaan, sebaliknya tawakal mendorong orang untuk bekerja keras, karena
Allah tidak menyiakan kerja manusia. Setelah bekerja keras apapun hasilnya akan
diterimanya sebagai suatu yang terbaik bagi dirinya, tidak kecewa atau putus
asa.
e. Tawaduk
kepada Allah adalah rendah hati dihadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah
dan hina di hadapan Allah yang maha kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau
hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah.
3.5
Akhlak Terhadap Diri Sendiri, Keluarga dan
Masyarakat
a. Akhlak
terhadap diri sendiri
1.
Mencari ilmu pengetahuan
Yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan bukanlah hanya
ilmu pengetahuan agama saja, melainkan ilmu sosial, ekonomi, iptek dan lainnya
yang dapatkan meningkatkan kualitas manusia.
2.
Menjaga kebersihan jiwa/hati
Jiwa/ hati adalah sentral iman, taqwa dan sifat baik
lainnya. Jika jiwa/hati bersih maka akan terpancar iman, taqwa dan sifat baik
lainnya, tetapi jika jiwa/hati kotor maka akan muncul sifat buruk seperti tidak
jujur, sombong, fasik dsb.
3.
Menjaga kehormatan
Nilai dan wibawa seseorang tidaklah ditentukan oleh
kekayaaan atau pangkat, melainkan ditentukan oleh kehormatannya. Oleh karenanya
kehormatan harus dijaga degan cara menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela.
4.
Jujur dan dapat dipercaya
Jujur ialah orang-orang yang mengatakan yang
sebenarnya.
5.
Tawadu’/bersifat sopan santun
Sopan santun (tawadu’) ialah sikap dan tingkah laku
yang menunjukkan kepada rendah hati atau tidak sombong.
6.
Bertanggung jawab
Karena semua yang kita lakukan akan dimintai
pertanggung jawaban.
7.
Sabar dan tangguh
Sabar ialah tidak mengadu atau mengeluh kepada selain
Allah SWT tentang penderitaan yang menimpanya.
Akhlak
terhadap diri sendiri yang lain diantaranya : hidup sederhana, dapat menjadi
teladan, berjiwa ikhlas, kerja kera, berdisiplin, menjauhkan diri dari dusta,
tidak pemboros, tidak sombong dan menjauhkan diri dari sikap tamak.
b. Akhlak
terhadap keluarga
Akhlak
terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih sayang di antara anggota keluarga
yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam keluarga diungkapkan
dalam bentuk perhatian baik melalui kata-kata, isyarat-isyarat, maupun
perilaku. Apabila kasih saying telah mendasari komunikasi orang tua dan anak,
maka akan lahir wibawa pada orang tua.
Dari
komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin, keakraban dan
keterbukaan diantara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan antara
mereka. Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap (hause) tapi
betul-betul menjadi tempat tinggal (home) yang damai dan menyenangkan, menjadi
syurga bagi para penghuninya.
Sifat-sifat
akhlak terhadap keluarga diantaranya berbuat baik terhadap bapak ibu dan
kerabat dekat, menghormati hak hidup anak-anak dan memberikan pendidikan
akhlak, membiasakan bermusyawarah, menyantuni saudara, berbuat adil dan
memelihara persamaan hak dan kewajiban.
c. Akhlak
terhadap masyarakat
1.
Dalam bidang sosial
Akhlak terhadap masyarakat dalam
bidang sosial meliputi, bertetangga dengan baik atau menjaga hak-hak tetangga,
tidak berkhianat dan berbuat zalim, tidak meremehkan dan tidak berburuk sangka
kepada orang lain, amar ma’ruf nahi mungkar, mengurus dan mengembangkan harta
anak yatim.
2.
Dalam bidang ekonomi
Meliputi tidak melakukan riba,
tidak boleh mengambil atau makan yag bukan miliknya sendiri, dan tidak boleh
mengurangi timbangan atau takaran.
3.
Dalam bidang politik
Akhlak dalam bidang politik
meliputi memelihara hubugan antara pemimpin dan rakyat, kewajiban
pemimpin/pemerintah kepada rakyat (bersikap lemah lembut, melindung harta
rakyat, mengadakan pemerataan kesejahteraan, tidak bertindak otoriter,
kewajiban rakyat kepada pimpinan (taat dan patuh kepada undang-undang, bersatu,
musyawarah, membela negara) serta memelihara hubungan dengan luar negeri
(mementingkan keselamatan umum, memelihara persaudaraan antar bangsa, kerjasama
antar bangsa).
3.6 Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup
Dimaksudkan dengan alam lingkngan
adalah alam sekitarnya termasuk orang-orangnya dalam hidup pergaulan yang
mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan
kebudayaannya. (Ensiklopedi Umum, Ed 1973 art lingkungan, oleh Pringgodogdo
dkk). Maka lingkungan mencakup juga binatang, pohon-pohonan udara, air, hutan,
laut, sungai dan sebagainya.
Misi Agama islam adalah
mengembangkan rahmad bukan hanya kepada manusia tetapi juga kepada alam dan
lingkungan hidup.
“Tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan
untuk menjadi rahmad bagi seluruh alam. “ (Al Anbiya’ : 21, 107)
Misi tersebut tidak terlepas dari
tujuan diangkatnya manusia sebagai khalifh di muka bumi, yaitu sebagai wakil
Allah yang bertugas memakmurkan, mengelola dan melestarikan alam.
KESIMPULAN
Akhlak merupakan cermin dari apa
yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan
dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata
sehari-hari.
Sebagai uswah dalam mempraktekkan
nilai-nilai akhlak yang ada adalah Nabi Muhammad SAW karena yang tercermin dari
sikap beliau adalah akhlak yang terpuji.
Daftar Pustaka
Azra,
Azyumardi dkk, (2002). Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi
Umum. Jakarta : Departemen Agama RI
Majid,
Abdul dan Andayani, Dian. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya
Pimpinan
Pusat Muhammadiyah Majelis Tarjih, (1990). Risalah Islamiyah Bidang Akhlak Seri
4. Yogyakarta : PP Muhammadiyah Majelis Tarjih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar