Rabu, 09 Desember 2015

Makalah Etika Bisnis Islami



Makalah Al Islam


Ekonomi Menurut Pandangan Islam

Disarikan dari Buku yang Berjudul


ETIKA BISNIS ISLAMI

Pengarang : Muhammad
Penerbit : UPP AMP YKPN
Kota : Jogjakarta
Tahun : 2004




Disusun Oleh :
Nama : Muhamad Toha
Semester : 1 (Satu)
Jurusan : Managemen P2K (Program Perkuliahan Karyawan)


Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surabaya
2014
PENGANTAR

Pada dasarnya Islam adalah Rahmatan Lil ‘Alamin, rahmad untuk semesta alam, untuk urusan dunia dan akhirat, maka dari itu Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia mulai dari segi ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kemudian yang menjadi pertanyaan bagaimana pelaku yang akan melakukan dan mewujudkan Rohmatan Lil ‘Alamin dari berbagai aspek tersebut.
Manusia diberikan kehendak bebas untuk mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT menurunkannya ke bumi. Ia diberi kemampuan untuk berfikir dan membuat keputusan untuk memilih apapun jalan hidup yang ia inginkan dan yang paling penting untuk bertindak bedasarkan aturan apapun yang ia pilih. Islam adalah agama yang adil dan seseorang akan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.
Makalah ini merupakan  bagian kecil dari bahasan tentang “Ekonomi Menurut Pandangan Islam.” Dalam makalah ini mengurai sebagian tentang prinsip-prinsip ekonomi dan kunci manajemen dalam pandangan Islam. Dalam kesempatan ini saya ingin memanjatkan Puji Syukur dan terima kasih kepada Allah SWT  yang telah memberikan kepada saya dan yang telah memberikan petunjuk kepada kaum muslimin dalam menjalankan aktivitas mereka agar sesuai dengan sistem Islam.












DAFTAR ISI

Pengantar
Daftar Isi
BAB I : Pengantar Ekonomi dan Bisnis dalam Kerangka Islam
1.1  Pendahuluan
1.2  Rancang Bangun Ekonomi Islam
1.3  Kerangka Bisnis Islami
BAB II : Konsep, Sistem dan Pentingnya Etika Bisnis Islam
2.1 Pegertian Bisnis Pada Umumnya dan Islam
2.2 Sistem Etika Umum dan Islam
2.3 Pentingnya Etika dalam Bisnis
BAB III : Etika Bisnis Islami dn Membangun Bisnis Berbudaya  
3.1 Bisnis Sebagai Suatu Sistem
3.2 Ajaran Islam dalam Bersaing Secara Sehat dalam Bisnis
3.3 Bisnis Adalah Usaha Keberlangsungan yang Berbudaya
BAB IV : Penutup











BAB I
PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS DALAM KERANGKA ISLAM

1.1  Pendahuluan
Salah satu ciri ajaran Islam adalah karena sistem Islam selalu menerapkan secara global dalam masalah-masalah yang mengalami perubahan, karena perubahan lingkungan dan zaman. Sebaliknya menguraikan secara terperinci pada masalah-masalah yang tidak banyak mengalami perubahan. Tidak diragukan lagi bahwa ekonomi dan politik termasuk masalah-masalah yang banyak mengalami perubahan.
Bahwasannya ekonomi dalam Islam mencakup dua macam ajaran dan hukum yaitu :
1.      Hal-hal yang bersifat tetap dan mengikat, tidak menerima ijtihad yang akan mengalami perbedaan sesuai dengan perbedaan masa, tempat, lingkungan, keadaan dan faktor-faktor lainnya.
2.      Sesuatu yang menerima perubahan dan tunduk pada perkembangan zaman, maka akan membuka peluang munculnya berbagai pandangan dan pendapat yang menginginkan kebenaran dan mencari kemaslahatan.
Dapat disimpulkan bahwa watak dasar ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi konvensional. Maka bukan berarti seorang pengkaji perekonomian Islam tidak peduli dengan berkembangnya konsep pemikiran ekonomi konvensional dalam berbagai bidang. Tidak perlu diragukan, konsep pemikiran ekonomi konvensional (yang merupakan produk manusia) telah melekat erat dalam laporan, menetapkan cara-cara dan perangkat analisa ekonomi. Semua ini sangat dimungkinkan dapat membantu dalam perkembangan konsep ekonomi Islam.

1.2  Rancang Bangun Ekonomi Islam
Sistem ekonomi dapat diibaratkan sebagai sebuah bangunan rumah. Sebuah rumah akan berdiri tegak dan kokoh apabila memilki panduan tiga komponen yaitu pondasi, tiang dan atap. Demikian juga halnya suatu sistem ekonomi, termasuk sistem ekonomi Islam. Maka ekonomi Islam  juga memiliki pondasi, tiang dan atap.
Pertanyaannya selanjutnya adalah apa yang menjadi fondasi, tiang dan atap ekonomi dalam Islam? Bangunan ekonomi Islam, yang berfodasikan 5 hal yaitu keimanan, keadilan, kenabian, pemerintahan dan hasil/keuntungan. Maka kelima fondasi ini hendaknya menjadi inspirasi dalam menyusun teori-teori ekonomi Islam. Konsep teori tidak akan memberikan makna dan kekuatan jika tidak diterapkan dalam suatu sistem. Penerapan teori ke dalam sistem akan memberikan dampak kepada kehidupan ekonomi. Oleh karena itu ke lima dasar tersebut perlu diejawantahkan dalam prinsip derivative yang akan menjadi sistem ekonomi Islam. Ke tiga prinsip tersebut adalah kepemilikan multi jenis, kebebasan bertindak/beraktivitas dan keadilan sosial, kesemuanya teori atau konsep dasar serta prinsip dasar sistem tidak akan berjalan dengan baik jika tidak dipayungi oleh akhlak yang baik.

Gambaran Rancang Bangun Ekonomi berdasarkan Islam
Akhlaq
Kebebasan
Beraktifitas
Tauhid/Keimanan
Adil
Nubuwah
Kepimpinan
Hasil/Keuntungan
KeadilanSosial
Multi Jenis Kepemilikan
 










·         Tauhid/Keimanan
-     Allah pemilik sejati seluruh yang ada di alam semesta
-     Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia dan manusia diciptakan untuk beribadah
·         Adil
-     Tidak mendholimi dan tdak dizalimi
-     Pelaku bisnis dan ekonomi tidak boleh mensejahterakan keuntungan pribadi
·         Nubuwah
-     Siddiq – visi hidup – efektifitas (mencapai tujuan yang tepat, benar) dan efisien (melakukan kegiatan dengan benar, tehnik dan metode yang tidak menyebabkan kemubaziran)
-     Amanah – misi hidup – bertanggung jawab, dapat dipercaya, kredibilitas
-     Fatonah
-     Strategi hidup : cerdik, bijaksana, cerdas
-     Tabligh
-     Taktik hidup : komunikatif, terbuka, pemasaran
·         Khilafah/Kepemimpinan
-     Manusia sebagai pemimpin di muka bumi, sebagai pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya
-     Fungsi utama menjaga keteraturan interaksi antar kelompok, agar kekacauan dan keributan dapat dikurangi atau dihilangkan
-     Pemimpin harus berakhlak seperti sifat Allah (asmaul husna)
·         Hasil/Keuntungan
-     Dunia adalah wahana bagi manusia untuk bekerja dan beraktifitas untuk mendapatkan return
-     Keuntungan harus mencakup keuntungan dunia dan akherat
·         Kepemilikan Multi Jenis
-     Allah adalah pemilik primer apa saja yang ada di alam semesta
-     Manusia sebagai pemilik sekunder dan akan mempertanggungjawabkan kepemilikannya
·         Kebebasan Berbuat/Beraktivitas
-     penyerapan sifat-sifat Rosul, menjadikan manusia berbuat adil dan menciptakan good governance
·         Keadilan Sosial
-     Pemerintah memberikan jaminan rakyatnya dalam bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dan menciptakan keseimbangan sosial antara si kaya dan miskin
·         Akhlak
-     Professional dan berbisnis : tekun, baik/professional
-     Baik buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan berhasil/gagalnya bisnis yang dijalakan

1.3  Kerangka Bisnis Islami
Ketika Islam diyakini sebagai suatu agama sekaligus suatu sistem, maka pertanyaan yang terkait dengannya adalah dapatkah Islam memberikan tuntunan beretika dalam bisnis? Dengan adanya tuntunan tersebut diharapkan mampu memberikan nuansa bisnis yang Islami.
Islam memiliki pedoman yang mengarahkan umatnya untuk melaksanakan amalannya. Pedoman tersebut adalah Al Quran dan sunnah Nabi. Sebagai sumber ajaran Islam, setidaknya dapat menawarkan nilai-nilai dasar/prinsip-prinsip umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu. Islam seringkali dijadikan sebagai model tatanan kehidupan. Hal ini tentunya dapat dipakai untuk mengembangkan lebih lanjut atas suatu tatanan kehidupan tersebut, termasuk tatanan kehidupan bisnis.
Bisnis merupakan kegiatan muamalah yang pertama kali menanggalkan etika dan kemudian disusul oleh bidang politik. Bisnis yang sehat adalah bisnis yang berlandaskan pada etika. Oleh karena itu, pelaku bisnis hendaknya memiliki kerangka etika bisnis yang kuat, sehingga dapat mengantarkan aktivitas bisnis yang nyaman dan berkah.
Oleh karena itu jika bisnis konvensional dilakukan dalam rangka market driven, namun bisnis Islami berupaya untuk menemukan nilai ibadah yang berdampak pada perwujudan konsep Rahmatan Lil Alamin, untuk mendpatkan ridho Allah. Bisnis konvensional yang mengandalkan pada market driven, maka di dalamnya akan mencakup hal-hal berikut. Target Market, Costumer Needs, Integrated Marketing, Profit Throught, Costumer Satisfaction.
Di sisi lain, bisnis Islam harus memiliki nilai ibadah, menjdi Rahmatan Lil Alamin, untuk mendapatkan ridho Allah. Oleh karena itu sasaran profit, satisfaction (ridho costomer) harus dibingkai ridho Allah.


BAB II
KONSEP, SISTEM DAN  PENTINGNYA ETIKA BISNIS ISLAMI

2.1 Pengertian Bisnis Pada Umumnya dan Islami
Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai dan melakukan proses penyerahan jasa, perdagangan/pengolahan barang (produksi).
Menurut Skinner (1992) bisnis adalah pertukaran barang, jasa/uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.
Anoraga & Soegiastuti (1996) bisnis sebagai aktivitas jual beli barang dan jasa.
Straub & Affner (1994) bisnis adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh provit.
Yusanto & Wijaya Kusuma (2002) bisnis Islam adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuk yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperoleh dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.

2.2 Sistem Etika Umum dan Islam
Sistem etika Islam berbeda dari sistem etika sekuler dan dari ajaran moral yang diyakini oleh agama-agama lain. Sepanjang rentang sejarah peradaban model-model sekuler ini mengasumsikan ajaran moral yang bersifat sementara dan berubah-ubah karena didasarkan pada nilai-nilai yang diyakini para pencetusnya. Pada saat yang sama, ajaran moral yang diyakini oleh sejumlah agama lain sering kali terlampau menekankan nilai-nilai yang mengabaikan keberadaan kita di dunia. Namun ajaran Islam yang melekat dalam sistem etika Islam menekankan hubungan antara manusia dengan sang pencipta, memiliki ajaran moral yang tidak terikat waktu dan tidak dipengaruhi oleh perilaku manusia. Ajaran etika Islam dapat diterapkan sampai kapan pun karena sang pencipta berada lebih dekat dari urat leher manusia dan memiliki pengetahuan yang sempurna dan abadi.

2.3 Pentingnya Etika Dalam Bisnis
Dalam konteks perusahaan, bisnis dipahami sebagai suatu proses keseluruhan dari produksi yang mempunyai kedalaman logika, bahwa bisnis dirumuskan sebagai memaksimalkan keuntungan perusahaan dan meminimumkan biaya perusahaan. Akibat dari kesadaran demikian maka, upaya-upaya meraih keuntungan dilakukan dengan cara apapun. Walaupun cara-cara yang digunakan mengakibatkan kerugian pihak lain.
Dengan kenyataan itu, maka pengembangan etika bisnis harus menghadapi situasi dan kondisi kedalaman logika rasionalisasi bisnis yang bersifat material dan karenanya menimbulkan ketegangan dan kerugian-kerugian pada masyarakat. Dengan demikian tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis atau perusahaan dengan tuntunan moralitas.


BAB III
ETIKA BISNIS ISLAMI DAN MEMBANGUN BISNIS BERBUDAYA

3.1 Bisnis Sebagai Suatu Sistem
Gambaran sistem bisnis Islami terkesan tidak jauh berbeda dengan sistem bisnis pada umumnya (konfensional). Secara tehnis antara bisnis Islami dan non Islami adalah tidak jauh berbeda, namun dari nilai-nilai yang mendasarinya adalah sangat berbeda.
Gambaran bisnis Islami dan non Islami dilihat dari karakteristiknya

Bisnis Islami
Karakteristik
Bisins Non Islami
Aqidah Islam (nilai-nilai transendental)
Asas
Sekulerisme (nilai-nilai material)
Dunia Akherat
Motivasi
Duniawi
Profit, Zakat dan Benefit (non materi)
Pertumbuhan
Keberlangsungan Berkah
Orientasi
Profit
Pertumbuhan
Keberlangsungan
Tinggi
Bisnis adalah bagian dari Ibadah
Etos Kerja
Tinggi
Bisnis adalah kebutuhan duniawi
Maju, produktif
Konsekuensi keimanan dan manifestasi kemusliman
Sikap Mental
Maju, produktif sekaligus konsumtif
Konsekuensi aktualisasi diri
Cakap dan ahli di bidangnya
Konsekuensi dari kewajiban seorang muslim
Keahlian
Cakap dan ahli di bidangnya
Konsekuensi dari motivasi
Reward dan punishment
Terpercaya dan bertanggung jawab
Tujuan tidak menghalalkan segala cara
Amanah
Tergantung kemauan individu (pemilik capital)
Tujuan menghalalkan segala cara
Halal
Sesuai dengan akad kerjanya
Modal Sumber Daya Alam
Halal dan haram
Sesuai dengan akad kerjanya atau sesuai keinginan pemilik modal
Halal
Visi dan misi organiasasi terkait erat dengan misi penciptaan manusia di dunia
Sumber Daya manajemen Strategik
Halal dan haram
Visi dan misi organisasi ditetapkan jaminan halal bagi setiap masukan berdasarkan pada kepentingan material belaka
Jaminan halal bagi setiap masukan, proses dan keluaran
Mengedepankan produktifitas dalam koridor syariah
Manajemen Operasi
Tidak ada jaminan hala bagi setiap masukan, proses dan keluaran
Mengedepankan produkktifitas dalam koridor manfaat 

3.2 Ajaran Islam Dalam Bersaing Secara Sehat Dalam Bisnis
Islam sebagai suatu aturan hidup telah memberikan aturan-aturannya yang rinci untuk menghindari munculnya permasalahan akibat praktek persaingan yang tidak sehat.
Ajaran berikut dapat dijadikan pijakan dalam melakukan persaingan dalam bisnis :
1.      Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian secara bathil. (QS An Nisa 4 : 29)
2.      Seorang muslim adalah saudara dengan muslim lainnya, tidak menzalimi dan tidak menekan. (HR Muslim)
3.      Menciptakan suasana sebagai berikut :
·         Pebisnis muslim tidak menghalalkan segala cara
·         Pebisnis muslim berupaya menghasilkan produk berkualitas dan pelayanan terbaik sesuai syariah
·         Pebisnis muslim harus memperhatikan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan akad-akad bisnis
·         Negara harus mampu menjamin terciptanya system yang adil dan kondusif dalam persaingan

3.3  Bisnis Adalah Usaha Keberlangsungan Yang Berbudaya
Pada dasarnya kegiatan bisnis dapat dirasakan oleh semua orang, bisnis bukanlah semata-mata sebagai upaya pemenuhan kebutuhan individu, melainkan telah merambah kepada linkungan dan kebutuhan masyarakat bahkan negara.
Untuk menjaga keseimbangan antar bisnis dan lingkungan sekitar yang mengitarinya maka suatu bisnis haruslah memperhatikan masalah persoalan-persoalan sosial. Inilah yang disebut tanggung jawab sosial.
Dengan tanggung jawab sosial maka bisnis bukanlah aktivitas yang berdiri sendiri, melainkan mempunyai kaitan erat dan tidak terlepas dari struktur dan sistem kemasyarakatan yang terdiri dari kemanusiaan, kemasyarakatan, kenegaraan dari segi kemanfaatan, kebenaran dan kebaikan. Pada titik inilah dimensi etika mempunyai peranan penting dan strategis dalam aktivitas bisnis sebagai pengarah, pembimbing, pengontrol tanpa melanggar nilai-nilai ajaran agama, hukum pemerintahan dan nilai-nilai kemasyarakatan.

BAB IV
PENUTUP

Demikianlah makalah ekonomi menurut pandangan Islam yang disarikan dari buku yang berjudul Etika Bisnis Islami. Pada dasarnya Islam mengatur lebih luas tentang permasalahan manusia, termasuk di bidang ekonomi. Jadi menurut pandangan Islam, ekonomi bisa dijalankan menurut tata cara dan prinsip-prinsip Islam, karena sistem Islam menyempurnakan dari sistem yang telah ada yakni system konvensional, karena sistem Islam menjunjung tinggi sifat-sifat kemanusiaan, keadilan dan persatuan yang merupakan  hak mutlak yang dibutuhkan oleh setiap manusia.